Badai Pasti Berlalu

Badai Pasti Berlalu (2 Samuel 5:17-25)
Tidak seorangpun di dunia ini, entah anak-anak, orang mudah, orang tua, kaya ataupun miskin, yang tidak pernah menghadapi masalah selama hidupnya. Semua orang pasti sedang atau pernah menghadapi masalah.

Sehinga dapat di katakan masalah adalah bagian dari kehidupan. Yang menjadi hal terpenting dalam menghadapi masalah adalah bagaimana respon atau sikap orang terhadap masalah yang sedang di hadapinya. Ada berbagai sikap orang ketika menghadapi masalah.

Ada yang menghadapinya dengan bersungut-sungut dengan cara menyalakan orang lain dan lebih paralagi menyalakan Tuhan. Ada pula yang menghadapinya dengan mengitropekso diri.
Dalam 2 Samuel 5:17-25 ada tiga sikap yang dapat di pelajari dari pribadi Daud.

Ketia ia di perhadapkan pada suatu masalah berat yang dapat mengancam nyawanya. Sikap itu adalah:

1. Daud Berkonsultasi Dengan Tuhan ( ayat 17-21).
Ketika Daud menyadari bahwa ia sedang dalam masalah ia datang kepada Tuhan. Dia menghadap kepada Tuhan dan mencurakan isi hatinya kepada Tuhan. Daud mau mengandalkan Tuhan, dan bukan tentaranya.

Daud memiliki pasukan perang yang secara manusiawi sanggup untuk melawan musuh, namun ia tidak mengandalkan pasukannya, melaikan Tuhan yang pertam kali ia datagi minta pertolongan. Daud tidak mengandalkan fasilitas perang maupun pengalaman dalam berperang, namun ia mengandalkan Tuhan. Daud menceritakan masalahnya kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Daud mau melibatkan Tuhan dalam setiap permasalahanya.

Daud yang sudah diurapi sebagai raja, mempunyai pasukan perang yang sangat kuat. Tapi mengapa Daud berkonsultasi dengan Tuhan?. Ada beberapa alasan yang membuat Daud mencurakan isi hatinya kepada Tuhan yaitu

a) Karena Daud percaya Tuhan maha tau
b) Karena Daud percaya bahwa Tuhan berkuasa dan mampu mengalakan musuh.
c) Daud Percaya bahwa Tuhan tidak pernah berbohong

2. Daud Tidak Bersungut-sungut Ketika Masalah Yang Sama Datang (ayat 22-23).
Di saat Daud harus menghadapi permasalahan lagi, bahkan persoalan yang sama dengan permasalahan sebelumnya, Daud tidak bertanya, “Mengapa ini harus terjadi Tuhan?”

Daud tidak menyalakan Tuhan. Diapun tidak menyalakan pasukanya atau orang lain. Tetapi dia tetap percaya dan minta pertolongan dari Tuhan walaupun persoalan terus- menerus menyerang kehidupanya.

Apa yang Daud lakukan sangat berbeda dengan keadaan bangsa Israel jaman Musa yang bersungut-sungut kepada Musa dan Tuhan ketika tidak ada makanan dan minuman.

3. Daud Taat Kepada Perintah Tuhan (ayat 24-25).
Ketika Tuhan memerintah Daud untuk membuat gerakan lingkaran, dengan taat Daud melakukan. Bahwa di katakan dia melakukan seperti yang sudah Tuhan perintahkan. Ketaatan Daud atas perintah Tuhan bukan setengah atau sebagian, namun sepenuhnya atau seutunya.

Daud tidak membuat setengah lingkaran, namun ia membuat lingkaran utuh/penuh, seperti Tuhan perintahkan.

Ketika kita mengingat kembali kisah dimana bangsa Israel tidak taat kepada Tuhan, saat mereka membuat patung dan menyembahnya, maka datanglah permasalahan. Ketidak taatan mendantangkan masalah.

Kesimpulan
Tidak ada seorangpun di dunia ini selama hidunya tidak punya masalah. Apa sikap saudara ketika di perhadapkan pada tantangan atau masalah? Pengalaman Daud mengajarkan kita agar ketika kita sedang ada masalah atau tidak kita harus mempunyai sikap yang benar.

Pertama: Berkonsultasi kepada Tuhan lewat doa, bukan mengandalkan manusia
Kedua: Jangan bersungut-sungut ketika masalah datang.
Ketiga: Apapun masalah yang di hadapi jangan membuat jauh dari Tuhan.

Tuhan Berkati.

Tweet

Posted by Unknown